The Jokowi Center: Kementerian ESDM Segera Terbitkan Aturan Program Kompor Listrik

Direktur Eksekutif The Jokowi Center Teuku Neta Firdaus (Dok: beritasatu)

AV-Jakarta: Direktur Eksekutif The Jokowi Center Teuku Neta Firdaus menyampaikan penerapan program konversi kompor LPG ke induksi belum ada aksi nyata. Terlebih masih sebatas wacana di Kementerian ESDM.

“Keadaan tersebut mengindikasikan Kementerian ESDM tidak serius merespons arahan Presiden Jokowi,” kata Teuku Neta di Jakarta, Rabu (2/3).

Teuku Neta mengingatkan, padahal Presiden Jokowi telah meminta PLN untuk segera melakukan langkah-langkah efektifitas konversi dari kompor LPG ke kompor induksi. Langkah ini sebagai upaya menekan penggunaan energi berbasis impor menuju optimalisasi energi dosmetik dari pasokan listrik yang berlimpah.

“Harusnya kompor masak dulu yang diprioritaskan, kenderaan bisa belakangan, karena setiap saat orang memasak, naik kenderaan belum tentu tiap hari,” sebutnya.

Begitu juga Presiden Jokowi telah meluncurkan kenderaan listrik di SPBU MT Haryono, Jakarta Selasa,( 22/2) lalu. Jokowi serius mendorong energi baru terbarukan, termasuk mewujudkan kendaraan dan kompor induksi/listrik.

Hal ini sejalan dengan isu prioritas yang dibawa Pemerintah Indonesia dalam G20 Summit, salah satu terkait transisi energi yang berkelanjutan, menuju energi ramah lingkungan, tentunya akan menghemat belanja negara dari impor BBM dan LPG.

“Impor dan beban subsidi LPG terus meningkat setiap tahun. Secara bertahap subsidi itu harus segera dikurangi dan dialihkan ke pemakaian energi berbasis domestik, yaitu kompor induksi/listrik,” terangnya.

Teuku Neta mengaku memasak dengan kompor LPG lebih mahal dibandingkan dengan kompor listrik/induksi, yaitu 1 Kg LPG setara dengan 7,18 Kwh, maka biaya memasak dengan LPG non subsidi sebesar Rp13.500, sedangkan memasak dengan kompor induksi hanya Rp10.387, terjadi penghematan sebesar Rp3.113 Kg/Kg LPG. (FD)

Berita Lain: