Teladani Syaidah Khadijah, Dyah: Perempuan Aceh Bisa Sukses Berbisnis

(Dok: Humas Pemprov Aceh)

AV-Banda Aceh: Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Aceh Dyah Erti Idawati mengajak para perempuan Aceh untuk mengembangkan semangat atau spirit berwirausaha, sehingga kelak akan mampu menjadi pengusaha sukses.

“Menjadi saudagar dalam Islam tidak hanya bisa dilakukan oleh kaum laki-laki. Istri Nabi Muhammad SAW, Syaidah Khadijah telah membuktikan bahwa perempuan Islam juga punya kemampuan untuk menjadi pengusaha. Bahkan pada zamannya, Sayidah Khadijah tergolong pengusaha yang kaya,” kata Dyah dalam Grand Final Duta Muslimah Preneur 2022 yang diadakan oleh Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (IPEMI) Aceh di Banda Aceh, Minggu (6/3/2022) malam.

Menurut Dyah, jika perempuan Aceh bisa diberdayakan untuk bisa menjadi pengusaha, maka laju ekonomi daerah di Aceh akan meningkat secara . Hal itu dikarenakan potensi perempuan dalam pembangunan Aceh pada dasarnya disebut sangat besar, hanya saja selama ini belum dimanfaatkan dengan baik.

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk (SP) 2020 yang mencatat jumlah penduduk Aceh sebanyak 5,27 juta jiwa. Rinciannya, sebanyak 2,65 juta laki-laki dan 2,63 juta perempuan.

“Andaikata 20 persen saja dari perempuan Aceh aktif dalam kegiatan ekonomi, kontribusinya bagi pembangunan daerah pasti sangat besar,” sebutnya.

Namun, perempuan Aceh yang terjun dalam dunia usaha disebut relatif masih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah Pelaku usaha di Aceh yang masih didominasi kaum laki-laki. Padahal, peluang perempuan Aceh untuk menjadi pengusaha sangat terbuka, sebab secara historis, perempuan Aceh adalah perempuan pejuang dan mandiri.

Secara kodrati, perempuan juga disebut punya keunggulan dibanding kaum laki-laki dalam mengelola bisnis, antara lain lantaran perempuan lebih mudah membangun networking, karena secara umum tipikal pergaulan perempuan lebih luwes ketimbang laki-laki.

Selain itu, dalam hal melihat peluang usaha, perempuan juga disebut lebih kreatif dan lebih jeli. “Terkadang hal yang tak terpikirkan oleh laki-laki karena dianggap bisnis sepele, justru bisa mendatangkan keuntungan bila ditangani oleh kaum perempuan,” papar Dyah.

Tidak hanya itu, ketelatenan dan kerapian dalam berbisnis perempuan juga disebut lebih unggul dibanding laki-laki. Hak itu bisa dilihat dari proses packaging, labeling, atau hal kecil lainnya yang ditangani perempuan disebut bisa lebih menarik, sehingga punya daya jual lebih tinggi.

Dalam penjelasannya, Dyah juga menyampaikan, menyambut baik kegiatan pemilihan Duta Muslimah Preneur yang diadakan oleh Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia Aceh tersebut.

Ia berharap keberadaan Duta Muslimah Preneur diharapkan bisa menjadi inspirasi dan semangat bagi muslimah-muslimah lainnya di Aceh, terutama kaum muda, untuk terus mengembangkan usaha dan berkontribusi dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis ekonomi kerakyatan. (RED)

Berita Lain: