Semaraknya Tradisi Peupok Leumo

AV-Banda Aceh- Khasanah budaya nusantara begitu kayanya. Jika di Madura ada karapan sapi, Aceh juga punya hiburan rakyat yang serupa. Ya, ini adalah tradisi Peupok Leumo atau mengadu sapi. Tidak jelas kapan tradisi ini dimulai. Warga sesama peternak meyakini tradisi ini sudah dilakukan jauh sebelum zaman kemerdekaan.

Dalam mengikuti laga ini, tidak sembarangan sapi yang diadu. Ada aturan yang harus dituruti seperti waktu bertanding yang hanya 10 menit. Hal itu bertujuan agar sapi tidak mati kelelahan. Pemilik sapi juga harus memegang tali sapi sehingga dia juga bisa menjaga sapinya.

Selain itu, ada juga seorang juri yang akan memantau pemilik lembu agar tidak bermain curang, karena dalam peupok leumo, haram hukumnya bermain curang. Adu sapi ini dipercaya warga sebagai salah satu motivasi untuk menggemukkan sapi yang dipelihara oleh peternak.

Dengan demikian si pemilik sapi akan menggemukkan sapi dengan memberi makanan yang cukup dan bergizi seperti susu, telur ayam kampung dan makanan penuh gizi lainnya. Manfaat lainnya, ajang peupok leumo, bisa menjadi ajang transaksi bagi para pembeli dan peternak. Juga menjadi proses pencarian sapi untuk dipotong pada hari meugang dan hari-hari besar islam lainnya.

Sapi yang bisa bertarung dalam ajang peupok leumo ini bukan sembarang sapi. Karena yang mau bertarung hanya sapi Aceh. Sebab menurut peternak, sapi luar Aceh atau sapi hasil perkawinan silang, tak cukup tangguh untuk bertarung.

Kegiatan peupok leumo ini biasanya dilakukan hampir setiap akhir pekan. Tapi tergantung dengan kondisi cuaca dan kesepakatan para pemilik sapi. Seperti di lapangan sepakbola lamnyong Banda Aceh ini.
Sejumlah peternak sapi dari Aceh Besar membawa sapi mereka untuk diadu. dalam satu hari pertandingan diikuti oleh 10 sampai 12 ekor sapi. Sapi yang menang harganya akan naik dan bisa ditawar mencapai Rp 30 sampai 40 juta rupiah.

Penyelenggara juga mendapatkan untung dari pertunjukan ini. Sebab penonton diharuskan membayar tiket masuk sebesar lima ribu rupiah. Mereka rela merogoh kocek, demi mendapatkan hiburan rakyat yang seru ini. (HM/RU/ Foto: Ferdian)