AV-Banda Aceh: Berbagai cara telah dilakukan pasangan Sugeng Fatimin, (40) dan Nurlia, (28), untuk menimang seorang anak. Doa dan usaha telah mereka lakukan. Setelah delapan tahun menanti, sang istri Nurlia hamil dan seluruh keluarganya bahagia mendengarkan kabar itu.

Tepat, saat tujuh bulan mengandung. Suaminya mengantarkan Nurlia menjalani proses kelahiran anaknya pertama di RS Kesdam Banda Aceh. Nurlia menjalani proses melahirkan secara normal meski bayinya terlahir prematur.

Ditelantarkan Rumah Sakit, Ibu dan Bayi Meninggal Dunia

Karena kekurangan tabung inkubator. Pada hari kelahiran, 28 Oktober 2015 pihak RS Kesdam merujuk bayi Nurlia ke Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) untuk mendapatkan perawatan lanjutan secara intensif. Saban hari, Sugeng Fatimin memastikan dan mengecek kondisi bayinya yang dirawat dalam inbukator di RSIA.

Sedangkan Nurlia terus memendam rindu ingin mengendong dan menyusui buah hatinya. Bahkan, setiap harinya Nurlia menititipkan asi untuk diberikan kepada bayinya. Namun, sembilan hari kemudian pada 5 Nopember 2015, kerinduannya menjelma duka mendalam setelah pihak RSIA mengabari jika buah hati mereka telah meninggal. Untung tak dapat diraih, malang tak bisa ditolak. Delapan tahun menanti, Nurlia pun kehilangan buah hatinya untuk selama-lamanya.

Gamang dan berlinang air mata, Nurlia kembali mengungkit dan mengenang kembali peristiwa demi peristiwa. Bahkan, kematian anaknya yang memilu hati harus ia kenang. Beberapa hari sebelumnya, Sugeng Fatimin, sempat memotret dengan kamera ponsel kondisi bayinya terlilit kabel inkubator, sebelum pihak RSIA menyatakan bayinya meninggal.

Bayi Ibu Ini Meninggal Terlilit Kabel Inkubator di RSIA Banda Aceh

Memang Rezeki, Jodoh dan Maut dalam kuasa ilahi. Namun, Nurlia belum bisa melupakan perlakuan pihak RSIA yang tidak bertanggungjawab saat merawat buah hatinya, berikut wawancara Nurlia menceritakan kenangan pahit itu. (Ferdian)

BERITA TERKAIT: