Miris, Anak Gajah Temani Induk yang Mati Diracun

AV – Banda Aceh: Seekor gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) ditemukan mati akibat diracun dalam areal perkebunan di Dusun Munte, Gampung Egkan, Kecamatan Pining, Gayo Lues, Aceh.

Ketua Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Jumat (21/4) Sapto Aji Prabowo di Banda Aceh mengatakan, pihaknya mendapatkan laporan dari masyarakat adanya gajah sakit di perkebunan warga. Namun, saat tim sampai di lokasi ditemukan gajah dalam keadaan membusuk.

“Hari Selasa sore, kami mendapat laporan dari masyarakat ada gajah sakit dan saya perintahkan tim yang di Kuta Cane untuk mengecek ke lapangan. Hari Kamis saat tim di lokasi, ditemukan gajah sudah mati. Jadi saat masyarakat melaporkan, gajah memang sudah mati yang diperkirakan 4 hari,” katanya.

Ia menjelaskan, gajah malang itu ditemukan dalam kondisi mengenaskan, dimana belalai gajah sudah terpotong dan caling (gading kecil) gajah hilang. Bahkan, terdapat seekor anak gajah di lolasi.

“Saat ditemukan kondisi gajah sangat mengenaskan. Ada sejumlah bagian tubuh yang hilang. Begitu juga ada seekor anak gajah yang menungguin induknya di situ,” terangnya.

Menurutnya, modus kejahatan terhadap hewan dilindungi dan jenis racun yang digunakan masih dalam proses penyelidikan.

“Tim kami sedang di lapangan, mereka melakukan visum dan nekropsi untuk mengetahui penyebab pasti kematiannya. Kami akan mengambil sampel dan uji lab tapi dari gejala alam, dimana ia menuju alur air dan mati di situ, dugaan kami gajah itu mati diracun,” sebutnya

Menurutnya, gajah betina yang mati diperkirakan berusia 20 atau 25 tahun. Sedangkan, anak gajah itu diperkirakan 2 atau 5 tahun. Meski demikian, pihaknya belum bisa memastikan kematian gajah itu akibat konflik dengan manusia atau tindakan lainnya.

“Ini kasus perdana kematian gajah di Gayo Lues. Jadi kami belum bisa memastikan kematian gajah dilatarbelakangi konflik dengan manusia. Meski di lokasi penemuan terdapat beberapa tanaman kemiri, palawija dan sebagian berupa belukar,” pungkasny

Sementara itu, Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh mencatat hingga tahun 2017 terdapat 539 gajah liar di hutan Aceh. Dari ratusan gajah di Aceh, beberapa diantaranya sudah dipasang GPS.

“Selain memasang GPS, kami juga sedang konsen menyudahi konflik gajah dengan manusia yang selama ini terjadi. Termasuk sepanjang tahun ini, ada saja gajah mati di perkebunan warga. Ini perlu sikap tegas semua unsur terkait,” pungkasnya. (Mulya)