GeNose Dihentikan, Syech Fadhil: Rakyat Harusnya Dimudahkan Jangan Dipersulit

Bersama Ust. Nazaruddin Yahya (Direktur Sahara Charity) mengunjungi Khadijah (50) di Gampong Lancok, Kecamatan Sawang, Aceh Utara. Khadijah mengalami lumpuh layu sejak dari kecil. Syech Fadhil bersama SAHARA Charity menyerahkan bantuan Kursi Roda untuk memudahkan aktivitas sehari-hari.

AV-Jakarta: Wakil Ketua Komite III DPD RI yang membidangi kesehatan, HM Fadhil Rahmi menyampaikan ketidaksetujuannya terkait sikap pihak yang meminta tes GeNose dihentikan. Sejak 1 April 2021, GeNoSe bisa menjadi syarat perjalanan di semua moda transportasi, selain antigen dan PCR.

“GeNose mulai digunakan awal Februari. Untuk trasportasi udara sejak April. Melonjak covid, sekarang, apa dosa Gnose? Kalau memang ” Negatif palsu”, kenapa gak dari Maret melonjak,” kata Syech Fadhil dalam keterangannya kepada acehvideo.tv Sabtu (26/6).

Diketahui GeNose C19 adalah alat yang dibuat khusus oleh para ahli dari Universitas Gajah Mada (UGM) untuk mendeteksi infeksi virus Corona melalui embusan napas. Di Indonesia, GeNose telah mengantongi izin edar dan izin pakai dari Kemenkes RI.

Orang yang diperiksa akan diminta mengembuskan napas ke sebuah alat berbentuk tabung, kemudian alat sensor dalam tabung tersebut akan mendeteksi VOC dalam napas yang diembuskan.

GeNose membutuhkan waktu sekitar 2−3 menit untuk mendeteksi ada tidaknya VOC yang bisa menandakan Covid-19. Selama ini, hasil tes GeNose dijadikan salah satu cara perjalanan udara di Indonesia.

Tes ini cenderung lebih murah dibandingkan Antigen, PCR dan lainnya. Tes GeNose hanya seharga Rp40 ribu. Sementara tes lain seharga ratusan ribu.

Menurutnya, pihak yang meminta dihentikan, hasil tes GeNose dinilai tak akurat. Hal inilah yang akhirnya dijadikan kambing hitam dibalik melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia.

“Di awal hadir, GeNose cuma 20 ribu, dan sekarang Rp40 ribu. Seharusnya justru dimurahkan bukan dihilangkan, dihentikan,” ujarnya.

Dirinya mengungkapkan seharusnya rakyat itu dibantu, dimudahkan, jangan dipersulit, dan diberatkan. Mari gunakan pikiran untuk senantiasa memudahkan rakyat, jangan sebaliknya.

Sementara terkait dengan tudingan para pihak bahwa alat tes GeNose tak akurat, Syech Fadhil meminta para ilmuan untuk mencari cara agar alat tadi bisa lebih akurat.

“Kalo ada indikasi tidak akurat, cari cara biar akurat. Metode lain juga ada gak akuratnya. Mari gunakan pikiran untuk senantiasa memudahkan rakyat, jangan sebaliknya,” pungkas alumni Timur Tengah tersebut. (*/RED)

Berita Lain: