BKKBN Beri Edukasi Pelajar SD tentang Kesehatan Reproduksi untuk Hindari Pelecehan sampai Cegah Nikah Dini

para pelajar, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) antusias mengikuti kegiatan yang digelar BKKBN pada Selasa (1/11/2022

AV-Yogyakarta: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) perwakilan menggelar kegiatan edukasi kepada pelajar di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam rangka meningkatkan pengetahuan, sikap dan pemahamanan tentang kesehatan reproduksi, tidak menikah di usia dini dan memahami pemenuhan gizi.

Kegiatan yang digelar BKKBN pada Selasa (1/11/2022) ini disambut antusias oleh para pelajar, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA).

Di Yogyakarta, kegiatan ini digelar di SD Budi Utama, Kabupaten Sleman dan SD Muhammadiyah Sapen Kota Yogyakarta yang dihadiri Perwakilan BKKBN DIY dr. MZ Fathurachman dan Zulismar Sri Hartati.

Keduanya memberikan pengetahuan mengenai pentingnya kesehatan reproduksi (Kespro) bagi anak usia SD. Materi Kespro sendiri diberikan secara terpisah antara siswa dan siswi. Dokter Fathur memberikan materi kepada siswa sementara Zulismar memberikan materi kepada siswi.

Edukasi kepada anak SD tentu saja penyampaiannya disesuaikan dengan apa yang perlu dipahami anak seusia mereka. Anak-anak terlihat sangat antusias menerima penjelasan dari kedua narasumber tersebut.

Pertanyaan-pertanyaan aneh dan lucu bagi orang dewasa pun terlontar, seperti disampaikan oleh anak yang belum pernah mengalami mimpi basah yang bertanya apakah mimpi basah itu terasa sakit. Seorang murid bahkan ada yang tidak paham apa itu pengertian hubungan seks dan menanyakan bagaimana sperma pria bisa bertemu dengan sel telur wanita.

Selain materi kespro yang sesuai pemahaman anak, materi yang ditekankan oleh kedua narasumber adalah bagaimana perilaku yang sehat dalam bergaul dengan teman lawan jenis dan orang dewasa lainnya agar terhindar dari kemungkinan pelecehan dan kekerasan seksual.

Demikian pula diberikan materi tentang bagaimana menjaga kebersihan dan kesehatan organ reproduksi mereka, baik bagi anak laki-laki maupun perempuan dalam merawat diri dan organ reproduksi saat mengalami menstruasi.

Zulismar menjelaskan, anak-anak harus diberikan edukasi mengenai batas-batas sentuhan fisik yang dapat diterima dan tidak dari sesama teman maupun dari orang dewasa. “Jangan ragu untuk menyatakan keberatan atau menolak perlakuan dari orang lain termasuk dari orang dewasa jika mulai memberikan sentuhan fisik yang tidak pada tempatnya,” kata Zulismar.

Sementara itu, Dokter Fathur memberikan edukasi kepada anak-anak mengenai tayangan apa saja yang boleh disaksikan, baik melalui gawai maupun televisi. Hal ini sangat penting agar mereka tidak terpapar konten dewasa.

“Tontonlah film dan video yang sesuai dengan umur kalian. Setiap film sudah dicantumkan peringatan umur yang sesuai. Patuhilah dan mintalah pendapat orang tua dan pengasuh mengenai tayangan yang cocok untuk kalian” imbau Dokter Fathur.

Melalui para guru Dokter Fathur juga menyampaikan pesan kepada para orangtua murid untuk mendampingi anak-anak agar bersikap terbuka dan tidak risih membicarakan konten-konten dalam gawai mereka agar paparan yang tidak pantas atau kecanduan materi pornografi dapat dicegah

Kegiatan tersebut disambut baik oleh Kepala Perwakilan BKKBN DIY Shodiqin SH MM. dia menjelaskan, tujuan diselenggarakan kegiatan ini adalah untuk mempersiapkan pembentukan keluarga yang terencana, maka banyak program dan upaya BKKBN mulai menyasar kepada mereka yang sedang bersiap membentuk keluarga, yaitu remaja yang akan menikah atau calon pengantin.

“Anak-anak kita yang usia SD terutama yang kelas-kelas akhir mungkin karena asupan gizi yang baik pertumbuhan badan dan organ reproduksinya juga lebih cepat matang. Mereka juga sudah mulai mengenal aktivitas pacaran. Kalau tidak dibekali pemahaman yang benar tentang hal tersebut bisa merugikan,” ucapnya.

Shodiqin menambahkan, materi yang diberikan tentunya disesuaikan dengan pemahaman dan kebutuhan anak-anak. Apalagi anak-anak usia SD saat ini sebagian sudah mulai mengenal aktivitas berpacaran, yang apabila tidak dibekali pengetahuan perilaku bergaul yang sehat dapat terjerumus ke hal negatif.

“Apalagi paparan informasi dalam bentuk digital melalui gadget yang dipegang anak-anak tidak terhindarkan yang dapat mempengaruhi persepsi dan perilaku pergaulan antar lawan jenis,” ungkapnya. (RIL)

Berita terkait: