AV-Banda Aceh: Wafatnya Waled Ibrahim Usman atau Waled Ule Titi merupakan musibah besar yang harus dihadapi masyarakat Aceh. Hal tersebut disampaikan Wali Nanggroe Aceh Paduka Yang Mulia Tgk. Malik Al Haytar, dalam keterangannya melalui Kabag Humas Wali Nanggroe M. Nasir Syamaun, Minggu (23/5/2021).
“Wafatnya ulama merupakan musibah, karena ulama adalah pewaris para nabi,” Sebut Wali Nanggroe.
“Meninggalnya ulama adalah musibah yang tak tergantikan, dan sebuah kebocoran yang tak bisa ditambal. Wafatnya ulama laksana bintang yang padam. Meninggalnya satu suku lebih mudah bagi saya daripada meninggalnya satu orang ulama,” tambah Wali Nanggroe mengutip Hadis Riwayat (HR) Al-Thabrani dalam Mujam al-Kabir, dan Al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman dari Abu Darda’.
Seperti diketahui, Waled Abu Ulee Titi meninggal dunia dalam usia 60 tahun akibat kecelakaan di kawasan Lambaro, Aceh Besar pada Sabtu (22/5). Almarhum merupakan salah seorang ulama Aceh, pimpinan Dayah Raudhatut Thalibah.
“Saya menghimbau kepada seluruh bangsa Aceh untuk sama-sama mendoakan Almarhum Waled Ule Titi. Semoga beliau mendapatkan syurga Allah. Aaminn ya rabbal ‘alamin,” kata Wali Nanggroe.(*/FD)
Berita Lain:
- Ditabrak Pemotor, Pimpinan Pesantren di Aceh Meninggal Dunia
- Lembaga Wali Nanggroe Berduka atas Meninggalnya Anggota Majelis Tuha Peut WN Sulaiman Daud
- Langgar Protkes, Sejumlah Warung Kopi di Banda Aceh Disegel
- Video: Pascalebaran, Pasien Korona di RSU Cut Meutia Penuh
- Mulai 18 Mei, Masuk Wilayah Aceh Wajib Bawa Surat Bebas Covid-19