Pelaku Wisata Harap Geliat Pariwisata Sabang Kembali Normal

Foto/ toursabang.co.id

AV – Sabang: Hampir dua bulan lebih sejumlah destinasi wisata di Pulau Sabang, Aceh ditutup untuk umum. Meskipun kasus Covid-19 tidak ditemukan di Pulau terluar itu, otoritas setempat menutup akses kunjungan ke Sabang sejak 25 Maret 2020 lalu.

Salah seorang staff agency master rental, Helmi mengaku para pelaku wisata berdampak langsung terkait kebijakan tersebut. Pasalnya, secara otomatis selama itu mereka tidak mendapat pemasukan.

“Ya pasti, 2 bulan ini gak da penghasilan sama sekali,” kata Helmi Senin  (1/6).

Helmi mengatakan untuk bertahan hidup selama 2 bulan itu, mereka terpaksa menguras tabungan bahkan mereka belum menerima bantuan apapun dari pemerintah setempat.

“Kasian kami pelaku wisata, bantuan dari pemerintah pun belum tersalurkan padahal kami dampak langsung covid ini, sebab di sabang ni bingung kita mau kerja apa lagi,” ujarnya.

Saat ini, Helmi bersyukur otoritas setempat mulai melonggarkan peraturan tersebut, dimana destinasi wisata kembali dibukan namun hanya melayani para wisatawan lokal atau masyarakat Sabang sendiri.

“Sudah dibuka tapi masih yang berKTP Sabang, yang berKTP Aceh masih kita usulkan,” sebutnya.

Dia berharap kondisi pariwisatan secepatnya pulih dan normal kembali. Apalagi, nantinya mereka siap berkordinasi dengan otoritas setempat dan dinas kesehatan untuk upaya penerapan protokol kesehatan di kawasan wisata tersebut.

“Protokol kesehatan akan kita pikir kan setelah ada instruksi dari pemerintah nantinya. Karena kita harus bekerjasama dengan dinas kesehatan,” paparnya.

Dia mengungkapkan selama ini, jalur keluar masuk ke Sabang sangat dikawal ketat oleh gugus tugas covid-19 kota sabang. Artinya mitigasi dan upaya pencegahan penularan di kepulauan itu bisa dikendalikan.

“Dikarenakan Sabang ngak ada kasus covid dan mudah-mudahan selalu tidak ada makanya para pelaku wisata merasa aman,” lanjutnya.

Pria yang sering menjadi Tour Guide wisman Australia hingga Eropa ini sangat berharap pemerintah membuka kembali objek wisata dengan prosedur kesehatan yang baik dan aman demi keberlangsungan pariwisata Sabang.

Senada disampaikan Ketua Snorkeling Iboih, Yah Mizi mengaku selama pandemi Covid-19 juga mengalami kesulitan dalam menjalankan aktivitasnya sebagai guide tours, bahkan pendapatannya menurun drastis seiring penutupan sementara sejumlah destinasi wisata.

“Selama ini saya sendiri dan kami semua cukup sulit untuk bekerja pulau weh ini dikarnakan tidak diboleh kan buka wisata atau kedatangan tamu dari luar pulau weh Sabang,” sebutnya

Dia memaparkan, atas kesepatakan bersama pelaku wisata lokal setempat, mereka memberanikan diri membuka kembali wisata dengan protokol kesehatan dan berkoordinasi dengan gugus kota Sabang.

“Alhamdulillah bagi yang berKTP Sabang sudah bisa berkunjang ketempat wisata yang ada di Iboih tanpa ada penutupan,” terangnya

Meskipun demikian, ia berharap otoritas setempat mau membuka lagi destinasi pulau weh Sabang secara resmi bagi wisatawan asal Aceh. Oleh karena itu, ia wacana pembuka kunjungan wisatawan bisa terealisasikan pada 1 Juni mendatang.

“Muadah-mudahan ini terwujud, dengan dibukanya wisata di pulau Weh. Maka kami bisa beraktifitas kembali dengan mengikuti protokol  kesehatan atau SOP yang diberlakukan,” lanjutnya.

Sebelumnya, Pemerintah Kota Sabang memperketat pengawasan pintu masuk ke Pulau Weh melalui Pelabuhan Penyeberangan Balohan, menggunakan alat pemindai suhu tubuh dalam upaya mencegah penyebaran virus Covid-19.

Asisten I Sekda Kota Sabang, Aceh Andri Nourman mengatakan setiap penumpang yang tiba di pelabuhan tersebut harus melewati pemeriksaan thermoscan, alat yang telah disediakan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas III Sabang.

“Kita lakukan persiapan untuk titik masuk di Pelabuhan Balohan, karena ini merupakan akses yang paling rawan terhadap penyebaran virus corona,” katanya.

Begitu juga setiap penumpang yang merapat di Pelabuhan Balohan akan melewati jalur alat untuk pemindai suhu. Sedangkan penumpang yang membawa kendaraan, akan diarahkan pemeriksaan petugas menggunakan pemindai suhu jenis thermometer infrared. (FD)